Trump Sebut AS Sedang Negosiasi Pembebasan Warga di Korut

Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pembicaraan mengenai pembebasan tiga warganya yang selama ini ditahan Korea Utara tengah berlangsung. (Reuters/Win McNamee/Pool)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Donald Trump mengatakan pembicaraan mengenai pembebasan tiga warga Amerika Serikat yang selama ini ditahan Korea Utara tengah berlangsung.

"Kami sedang berjuang dengan sekuatnya agar tiga warga Amerika bisa kembali. Saya pikir ada peluang bagus soal ini. Kami melakukan dialog yang sangat baik," kata Trump kepada wartawan usai bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Florida, Rabu (18/4).

Negosiasi dilakukan seiring peredaan ketegangan antara AS dan Korut menyusul rencana pertemuan bersejarah antara Trump dan Kim Jong-un sekitar akhir Mei atau awal Juni mendatang.
Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) Mike Pompeo juga dilaporkan telah mengunjungi Korea Utara untuk bertemu dengan Kim Jong-un pada pekan lalu.


"Mike Pompeo bertemu Kim Jong Un di Korea Utara pekan lalu. Pertemuan berjalan sangat lancar dan hubungan yang baik terjalin," kicau Trump.

Trump juga mengatakan rincian pertemuannya dengan Kim Jong-un masih terus digodok. Presiden AS ke-45 itu berharap Korut mau sepenuhnya melucuti senjata nuklir dalam pertemuannya dengan Kim Jong-un nanti.
Jika diskusi tak sesuai harapannya, Trump bersumpah akan keluar atau walk out dari pertemuan itu.

"Jika kami berpikir pertemuan ini tidak akan berhasil, kami tak akan melakukannya. Jika pertemuan yang saya hadiri nanti tidak berhasil dan sesuai keinginan, saya akan dengan hormat meninggalkan pertemuan itu," ujar Trump.

Trump menegaskan Washington akan terus menekan Pyongyang sekuat mungkin melalui sanksi sampai negara terisolasi itu mau sepenuhnya melucuti senjata nuklir.

"Akan ada masa depan cerah bagi Korut ketika negara itu berhasil melucuti senjata nuklir sepenuhnya melalui cara yang terukur dan tetap. Akan menjadi hari yang sangat baik bagi Korut dan dunia jika hal itu terjadi," ucap Trump seperti dikutip Reuters. (has)
donald trump amerika serikat korea utara

Latihan Perang, AS Kirim Jet Tempur F-22 Raptor ke
Korsel
 Amerika Serikat mengirim enam jet tempur siluman F-22 Raptor ke Semenanjung Korea untuk melakukan latihan perang bersama Angkatan Udara Korea Selatanpada 4-8 Desember mendatang.

"Enam jet tempur F-22 Angkatan Laut AS akan bergabung dengan latihan Angkatan Udara Korea Selatan-AS  'Vigilant Ace' mulai 4-8 Desember," kata pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan seperti dilaporkan kantor berita Yonhap, Jumat (24/11).

Keenam jet tempur akan terbang ke Semenanjung Korea dari Pangkalan Udara Kadena, Okinawa, Jepang dan tinggal di pangkalan udara di Korea Selatan sepanjang latihan. Selain F-22 Raptor, empat jet tempur siluman F-35A juga akan bergabung dalam latihan. 

Lihat juga:

Raptor adalah jet tempur tercanggih milik Angkatan Udara Amerika Serikat. Jet itu mampu terbang ke fasilitas penting musuh dan melancarkan serangan jitu ke sasaran di bawah radar. Kecepatan maksimum adalah Mach 2,5 atau  dua setengah kali kecepatan suara.

Armada Raptor yang bakal diikutkan dalam latihan perang akan melakukan simulasi penyusupan ke basis musuh dan serangan presisi bersama jet tempur milik Angkatan Udara Korea Selatan.

Pengerahan kekuatan armada udara AS itu dipandang sebagai  "kampanye tekanan maksimum" yang digaungkan Presiden Donald Trump untuk membungkam ambisi pengembangan nuklir Korea Utara yang kian mengkhawatirkan, terutama setelah Pyongyang melakukan uji coba nuklir keenamnya pada 3 September lalu.

Lihat juga:

Awal November ini AS juga telah mengerahkan dua jet pengebom B-1B ke Semenanjung Korea dalam latihan perang bersama Korsel dan Jepang.

Manuver itu pun disusul dengan latihan bersama angkatan laut ketiga negara yang melibatkan tiga kapal induk AS, tujuh kapal perang Korsel, dan Angkatan Laut Jepang.

USS Ronald Reagan, USS Nimitz, USS Theodore Roosevelt dikerahkan AS ke Semenanjung Korea bersamaan dengan tur 12 hari Presiden Trump ke negara Asia.

Di Asia pun, isu nuklir Korea Utara menjadi fokus utama Trump saat bertemu pemimpin negara Asia seperti Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, dan Presiden China Xi Jinping.

Baru-baru ini, Trump juga mendeklarasikan Korea Utara sebagai negara sponsor terorisme, langkah yang memungkinkan Washington menjatuhkan sanksi lebih berat pada Pyongyang.

Lihat juga:


Trump menganggap penunjukkan Korea Utara tersebut sebagai bagian dari upaya lainnya untuk menekan rezim Kim Jong-un.

Sementara itu, Rusia dan China, yang merupakan sekutu terdekat Pyongyang, menganggap manuver AS memasukan Korea Utara sebagai negara sponsor teroris merupakan langkah keliru.

Sebagaimana dikutip AFP, Moskow menganggap keputusan AS itu dapat "memperkeruh ketegangan di kawasan dan menjadi malapetaka global." (nat)

Diancam Korut, Trump Sebut Tombol Nuklir AS Lebih Besar

Lima Warga Korut Nekat Kabur ke Korsel Pakai Perahu Kecil

Korsel Putus Aliran Listrik ke Kompleks Industri di Korut

Korsel Tutup Pabrik, Korut: Ini Deklarasi Perang

Tangki Air Rumah Korsel Hancur Akibat Selebaran Korut

Korut Bombardir Korsel dengan Tisu Toilet Bekas

BACA JUGA

AS Beri Sinyal Kibarkan Bendera Perang Dagang Lawan Jepang









Komentar